Rabu, 2 Agustus 2012
Kisah sepasang tua
renta di tepian pantai laut selatan,
tepatnya di Kampung Warunggunung Desa Panjaungan Kecamatan Cihara Kabupaten
Lebak. Hidup seorang nenek tua bernama
Sarniti bersama suami kekasih hidupnya bernama Suparman. Suparman sang suami sudah belasan tahun sakit
terkena gangguan jiwa dalam kurun waktu sekitar 14 tahun pernikahan mereka yang
tidak dikaruniai anak itu. Mereka hidup dalam sebuah gubug reot berukuran 1,5 x
2,5 m menumpang di sebuah kebun milik
orang lain sudah sejak Sembilan tahun yang lalu. Jangankan penerangan listrik, lampu minyak juga
tidak pernah mereka gunakan. Gubug dan
sekitar rumahnya bisa sedikit nampak dimalam hari apabila ada sinar bulan
menembus celah-celah pepohonan dan lubang-lubang dinding serta atap yang pasti
bocor ketika hujan tiba.
Dalam keterbatasan sang suami yang tidak mampu melakukan
tugasnya sebagai seorang suami, Ibu Sarniti berusaha untuk tetap hidup dengan
cara mencari rumput laut di dekat tempat tinggalnya. Dalam dua hari ibu tua berusia 60 an tahun itu
memperoleh sekitar 14 mangkuk kecil rumput laut yang bisa ia jual dengan harga
Rp1.000,- per mangkuk. Baginya berkah yang sangat luar biasa apabila musim
panen padi tiba, karena beliau bisa ikut buruh memanen padi disela-sela kesibukannya
mencari rumput laut. Selain itu beliau
bisa mengais sisa-sisa butiran gabah yang terkadang jatuh bercampur tanah
ketika memanen.
Pada hari rabu tanggal 1 Agustus 2012 saya sampaikan kisah
ini pada seorang teman yang kebetulan seorang yang gemar menulis yaitu Bapak
Iskandar Zulkarnain, berharap ada yang bisa kami lakukan untuk membantu Ibu
Sarniti. Ketika mendengar cerita saya
beliau lantas mengajak saya mengunjungi Ibu Sarniti yang saya maksud, untuk
mengumpulkan data sebagai bahan tulisan. Dan Alhamdulillah beliau kemudian
menulis kisah ini di Kompasiana.com dengan judul “Ibu Sarniti, Indikator Ramadhan
Kita.” Tidak ada maksud apapun dari kami berdua
kecuali hanya ingin mengabarkan pada masyarakat luas bahwa cerita ini adalah
kisah nyata di depan kita, mereka butuh bantuan, dan bantuan itu akan lebih
baik bila kita lakukan bersama-sama.
Untuk anda yang tergerak hatinya untuk mendapat “tiket ke
surga” dibulan Ramadhan ini dengan cara membantu Ibu Sarniti bisa datang
langsung ke tempat tinggal beliau di alamat di atas atau menghubungi kami. Atau kita bisa diskusikan terlebih dahulu
diforum ini kira-kira bantuan apa dan bagaimana yang terbaik untuk beliau serta
mewujudkannya.
Ayo berlomba…… Tiket ke Surga… tidak terbatas seperti tiket
pesawat atau kereta api..
Agus Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar