SELAMAT DATANG DI BLOG INDAHNYA BERBAGI... Blog ini dibuat sebagai sarana berbagi informasi dari kami kepada pembaca. Terima kasih atas kunjungannya.

Popular Post Minggu Ini

Kamis, 17 Agustus 2017

Sosok “Kabid Pisang”, Cerita Lain Dibalik Ide Pembangunan Kawasan Pedesaan Sentra Komoditas Pisang di Kabupaten Lebak


Cerita ini mungkin kisah yang tidak ingin diketahui oleh banyak orang, sebab ini bukan cerita heroik atau haru pilu seseorang yang memiliki andil besar dalam membangun negri ini.  Seseorang dalam kisah ini tidak sampai berdarah-darah atau mengorbankan harta benda untuk mimpinya membangun sebuah kawasan pedesaan.  Ia hanya bermodal kepedulian dan mimpi membantu meningkatkan ekonomi masyarakat dengan kepekaannya menangkap potensi di masyarakat.

Lahir di sebuah desa bernama Panggarangan, sebuah desa yang berjarak 120 km dari ibu kota Kabupaten Lebak, Rangkasbitung, pada tanggal 17 Juni 1976.  Desa adalah tempat kelahirannya, masa remajanya juga tinggal di desa, membuat gejolak darahnya tidak bisa meninggalkan rasa peduli dengan kemiskinan di desa di kabupaten yang dijuluki tertinggal ini.  Pendidikan S1 dan S2 nya ia tempuh di Universitas Padjajaran (Unpad).  Tesis S2 nya berjudul Analisis Infrastruktur terhadap Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Lebak, menambah tinggi kepekaan dan empatinya terhadap kemiskinan.  Ditugaskan sebagai PNS di lingkungan BAPPEDA Kabupaten Lebak pada tahun 2005 juga tambah menguatkan kepeduliannya dengan kemiskinan.

Iman Hiddayat, SE., ME., saat ini menjabat sebagai Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam BAPPEDA Kabupaten Lebak.   Sudah sejak lama melihat potensi komoditas pisang di kecamatan Cilograng dan Bayah namun belum melihat bahwa potensi tersebut membawa peningkatan ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.  Bekerja dilingkungan BAPPEDA membuatnya memiliki banyak kesempatan untuk turun langsung di lokasi ini.  Awalnya ia hanya menemukan masalah yang terjadi adalah jaminan pemasaran yang belum ada karena lokasi ini berada jauh dipelosok kabupaten maupun provinsi.  Berikutnya ia mendapati bahwa produktivitas masih perlu ditingkatkan untuk dapat bersaing pasar dengan daerah lain.  

Tidak banyak yang ia lakukan, hanya bercerita tentang potensi ekonomi pisang bagi masyarakat dan idenya membangun semacam pusat pemasaran, promosi, dan studi komoditas pisang ini kepada semua orang, dan setiap pejabat yang ia temui pada setiap kesempatan. Awalnya orang hanya menganggap idenya biasa saja, bahkan dianggap lucu oleh sebagian orang.  Hal ini dilakukan karena sadar betul ia bukanlah pengambil kebijakannya, dan perlu banyak tangan dari semua sektor untuk menggarap mimpinya.  Meskipun sampai sempat dijuluki “Kabid Pisang,” oleh rekan-rekannya, langkahnya semakin mantap ketika Ibu Bupati mendengar dan menyambut baik idenya.  Bahkan berkat banyak dukungan dan ide-ide yang masuk, mimpinya semakin besar lagi, yaitu menjadikan kawasan ini menjadi sentra komoditas pisang di Provinsi Banten.

Ibu Bupati sebagai pimpinan daerah telah menyambut baik, maka secara berurut semua Satuan Kerja Peragkat Daerah mendukung langkahnya, desa-desa apalagi.  Berikutnya di akhir tahun 2016 datang bantuan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bersama Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Pedesaan yang mengarahkan langkahnya agar segera diterbitkan Surat Keputusan tentang Kawasan Pedesaan oleh Bupati.  Bersama UPI sebagai fasilitator, juga dibentuk Tim Koordinasi Pembangunan Kawasan Pedesaan (TKPKP) Kabupaten dan Kawasan.

Awal tahun 2017, meskipun tetap didukung oleh SKPD ia merasa kebingungan karena Rencana Pembangunan Kawasan Pedesaan (RPKP) belum tersusun.  Namun lagi-lagi bantuan datang tanpa ia sangka. Pada Mei 2017, Ditjen Pembangunan Kawasan Pedesaan membantu memperkuat langkahnya dengan mengirimkan dua orang pendamping Pembangunan Kawasan Pedesaan.  Bersama pendamping PKP, ia mendapati lebih banyak potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di kawasan ini.  Saat ini RPKP sudah disusun dan akan di Perbupkan sesuai Juknis Pembangunan Kawasan Pedesaan.

Kisah ini memang biasa, bahkan mungkin orang akan berfikir yang ia lakukan adalah suatu keharusan bagi seorang abdi negara.  Tapi bagi saya hal ini adalah istimewa, sebab tidak mudah mendapati jiwa seperti ini sekarang di negeri ini; jiwa yang perduli, konsisten, dan berfikir sederhana untuk melakukan perubahan.

Wallahu a’lam bishawab..

Tidak ada komentar: