Hotel Parama, Cisarua, Bogor, 8 Desember 2012
Enaknya dari hari pertama tiba di Hotel Parama ini salah
satunya adalah bisa online gratis sepanjang kesempatan. Pagi ini Jumat 7 Desember 2012 telat masuk
kelas karena keasyikan liat film-film Jokowi-Ahok di youtube.com. Masuk ke kelas sudah jam 8.30 WIB, acara
diskusi melanjutkan materi “Pengorganisasian
Masyarakat” bersama Bapak Ir. Umar sudah dimulai. Singkat cerita, kesimpulan yang disampaikan
adalah Rekomendasi pengurus BKAD: 1. Tokoh Masyarakat, 2. BPD, 3. Tidak boleh
kepala desa. (nggak tahu ni pas apa
nggak sama lesson plan nya..? bungkus aja deh).
Samblil cofebreak, pemateri berikutnya sudah menunggu. Kali ini tentang “Penanganan Masalah” Oleh Asisten Faskab Serang Ir. Dwi Rahmanto
(Wah gelarnya salah nggak ya..? kalau salah mohon maaf ya Pak?). Mungkin karena habis cofebreak, saya jadi
lebih konsentrasi sehingga catatan saya jadi agak sedikit banyak. Tujuan materi ini adalah agar peserta
dapat: 1.memahami pentingnya laporan pengaduan; 2. merumuskan
strategi dan langkah-langkah melakukan investigasi permasalahan; 3.
mengklasifikasikan penyelesaian masalah sesuai SOP pengaduan dan penanganan
masalah; 4. melakukan identifikasi penyebab masalah; 5. Merumuskan
langkah-langkah melakukan mediasi; 6. Menyusun strategi peningkatan
keterlibatan dan dukungan masyarakat terhadap penanganan masalah; 7. Menemukan
strategi agar masalah tidak muncul lagi.
Pemateri memulai materinya dari sebuah pertanyaan apa itu masalah? Dengan antusias peserta ada yang menjawab ”Masalah adalah hambatan pak….” ; “…
Rintangan Pak….”; dan sebagainya… kemudian
ada juga yang nyeletuk “masalah adalah
rejeki pak…” Kenapa bisa rejeki..? Karena saya LSM pak…
Sebenarnya catatan
saya banyak, tapi tidak mungkin saya tulis disini semua (males lah..). Tapi
kesimpulan saya adalah, di program
PNPM-MP permasalahan diselesaikan menggunakan pendekatan berbasis masyarakat
dan berbasis fasilitator. Jadi kalau ada masalah, jangan sedikit-sedikit melapor. (nggak
tahu juga ni, pas apa nggak sama lesson plannya…? Dibungkus).
Hari ini Sabtu, 8 Desember 2012. Kami dibagi dalam kelas “Pisah” (disebutnya),
kelas FK dan asisten terpisah dengan FT, dan
Saya kebagian kelas F.
Materi pertama pagi ini adalah “Meningkatkan Kualitas Pelatihan Masyarakat” disampaikan oleh Bapak Andes Widiansyah, SE. Asisten Faskab
Pandeglang, dari jam 08.00—10.00 (jadwalnya).
Lumayan sedikit ngantuk mungkin karena sarapan nasi goreng. Kesimpulan hasil diskusi yang saya tangkap
adalah, untuk meningkatkan kualitas pelatihan masyarakat dibutuhkan pemetaan
terhadap kemampuan pelaku; hal ini berguna untuk menyusun TNA (Training Need Asisstment), dan TNA ini
adalah syarat wajib yang tetap harus dipertahankan adanya; inovasi dalam pelatihan harus selalu
dilakukan; Selain itu pelatihan harus
terukur, bisa dilakukan dengan cara pre-test sebelum dimulai pelatihan, dan
post-test setelah pelatihan dilakukan.
Dengan begitu kita bisa mengukur seberapa besar peserta mampu memahami
materi yang telah diberikan.
MOHON MAAF JIKA GAMBAR-GAMBAR YANG DISAJIKAN KURANG OKE...
Sayangnya sebelum
pelatihan penyegaran ini dimulai tidak dilakukan pre-test. Mungkin karena ada cara lain mengukurnya,
saya tidak tahu. Atau meskipun tidak
terukur, tapi mudah-mudahan tujuan yang diinginkan bisa tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar